PENGERTIAN
AYAT MENURUT BAHASA DAN ISTILAH
Al-Qura>nu al-Kari>m, adalah
mu’jizat Islam yang kekal dan mu‘jizatnya selalu diperkuat oleh kemajuan ilmu
pengetahuan. Ia diturunkan Allah kepada Rasulullah, Muhammad saw. Untuk
mengeluarkan manusia dari suasana yang gelap menuju suasana yang terang
benderang, serta membimbing mereka pada jalan yang lurus. Seperti sabda Rasul
yang berbunyi :
تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا أَبَدًا مَا
إِنْ تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا كِتَابَ اللهِ وَ سُنَّةَ رَسُوْلِهِ (رواه الحاكم و
أبوهريره)
Mengenai ayat dalam al-Qura>n, ayat menurut
bahasa artinya adalah tanda atau bukti.[1]
Adapun yang dimaksud dengan istilah tersebut adalah bukti atau keterangan yang
menakjubkan tentang keagungan dan kebenaran ajaran Allah bagi mereka yang dapat
mempergunakan akal pikirannya dengan sehat. Di dalam al-Qura>n disebutkan
dalam QS. Al-Baqarah (2) : 248, QS. Al-Ru>m (30) : 37. Tanda bukti tersebut
dapat berupa pelajaran atau peringatan (QS. Al-Imra>n (3) : 13), sesuatu
yang menakjubkan (QS. Al-Sajadah (32) : 15), ciptaan Allah atau makhluq.[2]
Ayat juga berarti jumlah atau susunan perkataan
yang mempunyai permulaan dan penghabisan yang terhitung sebagai suatu bagian
dari surah. Atau sebagian kecil dari al-Qura>n yang berdiri sendiri, terputus
dari bagian yang sebelumnya dan sesudahnya.[3]
MACAM-MACAM AYAT DAN SISTEMATIKANYA
1.
Makkiyah
dan Madaniyah
Untuk
mengetahui dan menentukan makki> dan madani> para ulama’ bersandar pada
dua cara utama : sima>‘i naqly (pendengaran seperti apa adanya) dan qiya>sy>
ijtiha>dy> (kias hasil ijtihad).[4]
Cara pertama didasarkan pada riwayat s}ahih dari para sahabat yang hidup pada
saat dan menyaksikan turunnya wahyu, atau dari para ta>bi‘i>n yang menerima
dan mendengar dari para sahabat bagaimana, di mana dan peristiwa apa yang
berkaitan dengan turunnya wahyu itu. Sedangkan cara qiya>sy>
ijtiha>dy> didasarkan pada ciri-ciri makki> dan madany. Apabila
dalam surat makky terdapat suatu ayat yang mengandung sifat madany atau mengandung
peristiwa maka dikatakan bahwa ayat itu madany. Dan apabila dalam surat madany
terdapat suatu ayat yang mengandung sifat makky atau peristiwa makky, maka ayat
tadi dikatakan sebagai ayat makky. Bila dalam satu surat terdapat ciri-ciri
makky, maka surat itu dinamakan surat makky, begitupun sebaliknya.
Para
ahli mengatakan : setiap surat yang didalamnya mengandung kisah para nabi dan
ummat-umma terdahulu, maka surat itu adalah makky. Dan setiap surat yang di
dalamnya mengandung kewajiban dan ketentuan, surat itu adalah madany. Ja’bary
mengatakan : untuk mengetahui makky dan madany ada dua cara : sima>‘i (pendengaran) dan qiya>sy (kias).[5]
Sudah tentu sima>‘i pegangannya berita pendengaran, sedang qiya>sy
berpegang pada penalaran. Baik berita pendengaran maupun penalaran,
keduanya merupakan metode pengetahuan yang valid dan metode penelitian ilmiah.
Para
sarjana muslim mengemukakan empat perspektif dalam mendefinisikan terminologi
makkiyah dan madaniyah. Yaitu : masa turunnya (zaman al-nuzu>l),
tempat trun (makan al-nuzu>l), objek pembicaraannya (mukha>tab)
dan tema pembicaraannya (maud}u>‘).[6]
Dari
perspektif masa turun, mereka mendefinisikan kedua terminologi di atas sebagai
berikut :
المَكِيُّ :
مَا نَزَلَ قَبْلَ الهِجْرَةِ وَ إِنْ كَانَ بِغَيْرِ مَكَّةَ. وَ المَدَنِيُّ مَانَزَلَ
بَعْدَ الهِجْرَةِ وَ إِنْ كَانَ بِغَيْرِ مَدِيْنَةَ. فَمَا نَزَلَ بَعْدَ الهِجْرَةِ
وَلَوْ بِمَكّةَ أَوْ عَرَفَةَ مَدَنِيٌّ.[7]
Dari
perspektif tempat turun, mereka mendefinisikan kedua terminologi di atas
sebagai berikut :
مَانَزَلَ
بِمَكَّةَ وَمَا جَاوَرَهَا كَمِنَى وَ عَرَفَةَ وَحُدَيْبِيَةَ. وَاْلمَدَنِيُّ
مَانَزَلَ بِالمَدِيْنَةِ وَمَا جَاوَرَهَا كَأُحُدٍ وَقُبَاءَ وَسُلْعَ. [8]
Dari
perspektif objek pembicaraan, mereka mendefinisikan kedua terminologi di atas
sebagai berikut :
المَكِيُّ :
ماَكَانَ خِطَابًا لِأَهْلِ مَكَّةَ. وَالمَدَنِيُّ مَاكَانَ خِطَابًا لِأَهْلِ
المَدِيْنَةِ.[9]
Adapun pendefinisian makkiyah dan madaniyah dari
perspektif tema pembicaraan akan disinggung lebih dalam uraian karakteristik
ksedua klasifikasi tersebut.
Ciri-ciri
has makky> dan
madany
Para ulama‘ telah meneliti surat-surat makky dan madany,
kemudian menyimpulkan beberapa ketentuan analogis bagi keduanya, yang
menerangkan ciri-ciri has gaya bahasa dan persoalan-persoalan yang
dibicarakannya. Dari situ mereka dapat menghasilkan kaidah-kaidah dengan
ciri-ciri tersebut :
Ketentuan makky dan ciri has temanya
a.
Setiap
surat di dalamnya mengandung ayat sajdah
b.
Ayat-ayatnya
dimulai dengan kata-kata kalla
c.
Di mulai
dengan ungkapan “ya> ayyuha al-na>s” bukan dengan ungkapan “ya>
ayyuha al-ladhi>na”. Kecuali surat al-Haj yang pada akhir surat terdapat
ayat ya> ayyuha al-ladhi>na. Namun demikian sebagian besar ‘ulama’
berpendapat bahwa ayat tersebut adalah ayat makky.
d.
Mengandung
kisah para nabi dan ummat terdahulu, kecuali surat al-Baqarah.
e.
Ayat-ayatnya
berbicara tentang kisah nabi adam dan iblis, kecuali surat al-Baqarah.
f.
Setiap
suratnya dibuka dengan huruf-huruf singkatan (huruf al-tahajji). Kecuali
surat al-Baqarah dan al-imran, sedang surat al-Ra’d masih diperselisihkan.[10]
Ketentuan makky dari segi tema dan gaya bahasanya :
a.
Ajakan
kepada tauhid dan beribadah hanya kepada Allah, pembuktian mengenai risalah,
kebangkitan dan hari pembalasan, hari kiyamat dan kengeriannya, neraka dan
siksanya, surga dan kenikmatanya, argumentasi terhadap orang mushrik dengan
menggunakan bukti-bukti rasional dan ayat-ayat kauniyah.
b.
Peletakan
dasar-dasar umum bagi perundang-undangan dan ahlak mulia ayng menjadi dasar
terbentuknya suatu masyarakat, dan penyingkapan dosa orang musyrik dalam penumpahan
darah, memakan harta anak yatim secara d}alim, penguburan hidup-hidup bayi
perempuan dan tradisi buruk lainnya.
c.
Menyebutkan
kisah para nabi dan ummat terdahulu sebagai pelajaran bagi mereka sehingga
mengetahui nasib orang mendustakan sebelum mereka, dan sebagai hiburan untuk
Rasulullah sehingga ia tabah dalam menghadapi gangguan dan yakin akan menang.
d.
Suku
katanya pendek-pendek disertai kata-kata yang mengesankan sekali, pernyataanya
singkat, di telinga terasa menembus dan terasa sangat keras sekali,
menggetarkan hati, dan maknanyapun meyakinkan dengan diperkuat lafal-lafal
sumpah, seperti surat-surat yang pendek dan perkecualiannya sangat sedikit. [11]
Ketentuan madany dan ciri has temanya :
a.
Mengandung
ketentuan-ketentuan faraid dan had
b.
Mengandung
sindiran-sindiran terhadap kaum munafik, kecuali surat al-angkabu>t.
c.
Mengandung
uraian tentang perdebatan dengan ahli kitab.[12]
Dari segi ciri has tema dan gaya bahasanya :
a.
Menjelaskan
ibadah, muamalah, had (sanksi), kekeluargaan, warisan, jihad, hubungan sosial,
hubungan internasional, baik di waktu damai maupun perang. Kaedah hukum dan
masalah perundang-undangan.
b.
Seruan
terhadap ahli kitab dari kalangan Yahudi dan Nasrani, dan ajakan kepada mereka
untuk masuk Islam, penjelasan mengenai penyimpangan mereka terhadap kitab-kitab
Allah, permusuhan mereka terhadap kebenaran dan perselisihan mereka setelah
ilmu datang kepada mereka karna rasa dengki di antara sesama mereka.
c.
Menyingkap
perilaku orang munafik, menganalisis kejiwaannya, membuka kedoknya dan menjelaskan
bahwa ia berbahaya bagi agama.
d.
Suku
kata dan ayatnya panjang-panjang dan dengan gaya bahasa yang memantapkan
syari’at dan menjelaskan tujuan dan sasarannya.[13]
2.
Muhkam
Dan Mutashabih
Menurut etimologi (bahasa), muhkam artinya suatu ungkapan
yang maksud makna lahirnya tidak mungin diganti atau diubah (ma> ahkam
al-mura>d bib ‘an al-tabdi>l wa al-taghyi>r). adapun mutashabih
adalah ungkapan yang maksud makna lahirnya samar (ma> khafiya bi nafs
al-lafd})[14]
Muhkam berarti
(sesuatu) yang dikokohkan, ihka>m al-kalam berarti mengokohkan perkataan dengan memisahkan
berita yang benar dari yang salah, dan urusan yang lurus dari yang sesat, jadi kala>m
muhkam adalah perkataan yang seperti itu sifatnya. Dengar
pengertian inilah Allah mensifati al-Qura>n bahwa seluruhnya adalah muhkam
sebagaimana ditegaskan dalam firman-Nya :
الر, كِتَابٌ أُحْكِمَتْ اياتُهُ ثُمَّ فُصِّلَتْ مِنْ لَدُنْ
حَكِيْمٍ خَبِيْرٍ (هود "11" : 1)[15]
Al-Qura>n seluruhnya itu seluruhnya
muhkam, maksudnya kata-katanya kokoh, fasih (indah dan jelas) dan membedakan
antara yang hak dan batil, dan antara yang benar dengan yang dusta, inilah yang
dimaksud dengan al-ihka>m al-amm atau muhkam dalam arti umum. Selanjutnya
al-Qura>n itu mutashabih, sebagian kandungannya serupa dengan sebagian yang
lain dalam kesempurnaan dan keindahannya, dan sebagiannya membenarkan sebagian
yang lain serta sesuai pula maknanya. Itulah yang dimaksud dengan al-tasha>buh
al-a>mm atau mutashabih dalam arti umum.[16]
Dengan demikian, maka al-Qura>n
itu seluruhnya mutashabih. Maksudnya, Qura>n itu sebagian kandungannya
serupa dengan sebagian yang lain dalam kesempurnaan dan keindahannya, dan
sebagiannya membenarkan sebagian yang lain serta sesuai pula maknanya.
KONTROVERSI JUMLAH AYAT DAN SEBABNYA
Ilmuan dan ulama memiliki pendapat
yang berbeda mengenai jumlah ayat dalam al-Qura>n akan tetapi perbedaan
tersebut hanyalah mengenai penomoran dari ayat-ayat yang ada saja. Namun, baik
ilmuan dan ulama tersebut sepakat mengenai kandungan dan originalitas dari al-Qura>n.
Selain hal di atas,[17]
begitu banyak pembuktian yang meyakinkan bahwa al-Qura>n tidak pernah
berubah dan tidak akan pernah berubah.
Berikut ini adalah beberapa poin
mengenai perbedaan pendapat tersebut :
a.
Beberapa ilmuan dan ulama’
memberikan penomoran terhadap suatu kalimat panjang dalam ayat al-Qura>n
menjadi dua atau tiga ayat, sedangkan yang lainnya menentapkan sebuah kalimat
yang panjang tersebut sebagai suatu kesatuan ayat.
b.
Salahsatu contoh sederhana, Imam
Syafii meyakini bahwa “basmalah” merupakan sebuah ayat yang terkandung dalam
surah al-fa>tihah saja. Sedangkan Imam Hanafi memiliki keyakinan bahwa al-fa>tihah
merupakan satu ayat yang ada pada tiap awal surah terkecuali dalam surah
AtTaubah.
c.
Sama halnya dengan huruf-huruf muqatta‘
(yaitu kata-kata rahasia Allah yang tertulis pada awal surah-surah tertentu,
seperti “Ya> si>n, ha> mi>m”.); sebagian ilmuan dan ulama
menghitungnya sebagai satu ayat dan adapula yang tidak menghitungnya.[18]
Jumlah ayat-ayat al-Qura>n
berdasarkan pendapat dan hitungan ilmuan dan ulama sebagai berikut
a.
Ibn-i Abbas (ra): 6616 ayat
b.
Nafi (ra): 6217 ayat
c.
Shayba (ra): 6214 ayat
d.
Ulama-ulama Mesir (ra): 6226 ayat
e.
Zamahshari (ra) (seorang ulul albab,
cendikiawan, sarjana yang genius dalam bidang literatur dan bahasa Arab): 6666
ayat
f.
Bediuzzaman, mujaddid (seorang ulu
al-albab pembawa perubahan) pada abad ke 13, juga berpendapat: 6666 ayat
g.
Ibn-i Huzeyme, seorang Imam Besar,
membuat serangkaian penjelasan mengenai pendapat “6666 ayat AlQuran” dengan
menyajikannya dalam sebuah buku yang berjudul “An Nasih wa’l Mansuh” guna
mengungkap “Quran’s miracle of number” tersebut.[19]
·
Ada 1000 ayat tentang wa‘ad
·
Ada 1000 ayat tentang wa>‘id
·
Ada 1000 ayat tentang amr
·
Ada 1000 ayat tentang nahy
·
Ada 1000 ayat tentang informasi dan
kisah-kisah
·
Ada 1000 ayat tentang larangan dan
contoh
·
Ada 500 ayat tentang kekuasaan
·
Ada 100 ayat tentang doa dan
memuliakan
·
Ada 66 ayat na>sih and mansuh
Sehingga
jumlah ayat Al-Qura>n menjadi 6666.
Berikut akan penulis kemukakan penelitian
ilmiyah yang dilakukan oleh seorang peneliti (Andry
Perbawa) tentang penghitungan secara langsung ayat-ayatnya dan menjumlahkannya
dari tiap-tiap surat, dan yang kedua dengan melihat headline awal surat, mushaf
yang digunakan adalah mushaf “alquran dan terjemahan departemen agama republic
Indonesia tahun 1990”.[20]
metode
menghitung jumlah ayat al-Qura>n dengan menghitung ayat per ayat dari tiap
surat secara langsung :
No
|
Al-Surah
|
No
|
Al-Surah
|
1
|
Al Fatihah : 7
|
58
|
Al Mujaadila : 22
|
2
|
Al Baqarah : 286
|
59
|
Al Hasyr : 24
|
3
|
Ali Imran : 200
|
60
|
Al Mumtahana : 13
|
4
|
An Nisaa : 176
|
61
|
Ash-Shaff : 14
|
5
|
Al Maidah : 120
|
62
|
Al Jumuah : 11
|
6
|
Al An’am : 165
|
63
|
Al Munaafiqun : 11
|
7
|
Al A’raf : 206
|
64
|
At Taghaabun : 18
|
8
|
Al Anfaal : 75
|
65
|
Al-Thalaaq : 12
|
9
|
At Taubah : 129
|
66
|
At Tahriim : 12
|
10
|
Yunus : 109
|
67
|
Al Mulk : 30
|
11
|
Huud : 123
|
68
|
Al Qalam : 52
|
12
|
Yusuf : 111
|
69
|
Al Haaqqah : 52
|
13
|
Ar Ra’d : 43
|
70
|
Al Ma’aarij : 44
|
14
|
Ibrahim : 52
|
71
|
Nuh : 28
|
15
|
Al Hijr : 99
|
72
|
Al Jin : 28
|
16
|
An Nahl : 128
|
73
|
Al Muzzammil : 20
|
17
|
Al Israa’ : 111
|
74
|
Al Muddatsts : 56
|
18
|
Al Kahfi : 110
|
75
|
Al Qiyaamah : 40
|
19
|
Maryam : 98
|
76
|
Al Insaan : 31
|
20
|
Thahaa : 135
|
77
|
Al Mursalaat : 50
|
21
|
Al Anbiyaa’ : 112
|
78
|
An-Naba’ : 40
|
22
|
Al Hajj : 78
|
79
|
An-Naazi’aat : 46
|
23
|
Al Mu’minuun : 118
|
80
|
‘Abasa : 42
|
24
|
An Nuur : 64
|
81
|
At-Takwiir : 29
|
25
|
Al Furqaan : 77
|
82
|
Al Infithaar : 19
|
26
|
Asy Syu’araa : 227
|
83
|
Al Muthaffif : 36
|
27
|
An Naml : 93
|
84
|
Al Insyiqaaq : 25
|
28
|
Al Qashash : 88
|
85
|
Al Buruuj : 22
|
29
|
Al ‘Ankabuut : 69
|
86
|
Al-Thaariq : 17
|
30
|
Ar Ruum : 60
|
87
|
Al A’laa : 19
|
31
|
Luqman : 34
|
88
|
Al Ghaasyiya : 26
|
32
|
As Sajdah : 30
|
89
|
Al Fajr : 30
|
33
|
Al Ahzab : 73
|
90
|
Al Balad : 20
|
34
|
Saba’ : 54
|
91
|
Asy-Syams : 15
|
35
|
Faathir : 45
|
92
|
Al Lail : 21
|
36
|
Yaa Siin : 83
|
93
|
Adh Dhuhaa : 11
|
37
|
Ash-Shaaffat : 182
|
94
|
Alam Nasyrah : 8
|
38
|
Shaad : 88
|
95
|
At Tiin : 8
|
39
|
Az-Zumar : 75
|
96
|
Al ‘Alaq : 19
|
40
|
Al Mu’min : 85
|
97
|
Al Qadr : 5
|
41
|
Fush Shilat : 54
|
98
|
Al Bayyinah : 8
|
42
|
Asy Syuura : 53
|
99
|
Az Zalzalah : 8
|
43
|
Az Zukhruf : 89
|
100
|
Al ‘Aadiyaat : 11
|
44
|
Ad Dukhaan : 59
|
101
|
Al Qaari’ah : 11
|
45
|
Al Jaatsiyah : 37
|
102
|
At-Takaatsur : 8
|
46
|
Al Ahqaaf : 35
|
103
|
Al ‘Ashr : 3
|
47
|
Muhammad : 38
|
104
|
Al Humazah : 9
|
48
|
Al Fat-h : 29
|
105
|
Al Fiil : 5
|
49
|
Al Hujuraat : 18
|
106
|
Quraisy : 4
|
50
|
Qaaf : 45
|
107
|
Al Maa’uun : 7
|
51
|
Adz-Dzaariya : 60
|
108
|
Al Kautsar : 3
|
52
|
Ath-Thuur : 49
|
109
|
Al Kaafiruun : 6
|
53
|
An-Najm : 62
|
110
|
An-Nashr : 3
|
54
|
Al-Qamar : 55
|
111
|
Al-Lahab : 5
|
55
|
Ar Rahmaan : 78
|
112
|
Al Ikhlash : 4
|
56
|
Al Waaqi’ah : 96
|
113
|
Al Falaq : 5
|
57
|
Al Hadiid : 29
|
114
|
An-Naas : 6
|
Total ayat keseluruhan : 6236[21]
|
Hali
ini, dikuatkan juga dalam mukaddimah al-Qura>n dan Terjemahannya terbitan
Departemen agama tahun 1990 dalam sub bab perbedaan ayat-ayat makkiyah dan
ayat-ayat madaniyyah. Surat madaniyyah yang merupakan 11/30 dari isi al-Qura>n
ayat-ayatnya berjumlah 1.456, sedang surat Makkiyah yang merupakan 19/30 dari
isi al-Qura>n jumlah ayat-ayatnya adalah 4.780. Apabila kita jumlahkan 1.456
dan 4.780 maka akan mendapatkan hasil sama dengan 6.236.[22]
DAFTAR
PUSTAKA
Al-Qura>n
Anwar, Rosihon. Ulum al-Qura>n. Bandung : CV
Pustaka Setia, 2010.
Qattan, Manna>’ Khali>l (al). Studi
Ilmu-Ilmu al-Qura>n, diterjemahkan oleh Drs. Mudzakir AS. Jakarta : PT.
Pustaka Litera Antarnusa, 2011.
Hafidz, Ahsin (al). Kamus Ilmu Al-Qura>n.
Jakarta : AMZAH, 2008.
Andry Perbawa, Kontroversi Jumlah Ayat dalam
Al-Qur'an, dalam http://bloserba13.blogspot.com/2012/07/kontroversi-jumlah-ayat-dalam-al-quran.html
[2] Ibid.,
40.
[4] Manna’ Khalil al-Qattan, Studi
Ilmu-Ilmu al-Qura>n, diterjemahkan oleh Mudzakir As (Jakarta : PT
Pustaka Litera Antar Nusa, 2011), 82.
[6] Rosihon Anwar, Ulum
al-Qura>n (Bandung : CV. Pustaka Setia, 2010), 102.
[7] Ibid., 102
[8] Ibid., 103
[10] Manna’ Khalil al-Qattan, Studi
Ilmu-Ilmu al-Qura>n, diterjemahkan oleh Mudzakir As (Jakarta : PT
Pustaka Litera Antar Nusa, 2011), 86.
[11] Manna’ Khalil al-Qattan, Studi
Ilmu-Ilmu al-Qura>n, diterjemahkan oleh Mudzakir As (Jakarta : PT
Pustaka Litera Antar Nusa, 2011), 87.
[14] Rosihon Anwar, Ulum
al-Qura>n (Bandung : CV. Pustaka Setia, 2010), 120.
[15] Al-Qura>n, 11: 1.
[16] Manna’ Khalil al-Qattan, Studi
Ilmu-Ilmu al-Qura>n, diterjemahkan oleh Mudzakir As (Jakarta : PT
Pustaka Litera Antar Nusa, 2011), 304.
[17] Muslim, Jumlah Ayat AlQuran, dalam http://mu5lim.blogspot.com/2012/06/jumlah-ayat-alquran.html
(1 Juni 2012).
[19]
Muslim, Jumlah Ayat AlQuran, dalam http://mu5lim.blogspot.com/2012/06/jumlah-ayat-alquran.html (1
Juni 2012).
[20] Andry Perbawa, Kontroversi Jumlah Ayat dalam Al-Qur'an,
dalam http://bloserba13.blogspot.com/2012/07/kontroversi-jumlah-ayat-dalam-al-quran.html (Minggu, 22 Juli 2012).
[21]
Andry Perbawa, Kontroversi Jumlah Ayat dalam Al-Qur'an, dalam http://bloserba13.blogspot.com/2012/07/kontroversi-jumlah-ayat-dalam-al-quran.html
(Minggu, 22 Juli 2012).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar