Translator

Selasa, 15 Oktober 2013

Ayat-ayat al-Quram dan Problematikanya

PENGERTIAN AYAT  MENURUT BAHASA DAN ISTILAH
Al-Qura>nu al-Kari>m, adalah mu’jizat Islam yang kekal dan mu‘jizatnya selalu diperkuat oleh kemajuan ilmu pengetahuan. Ia diturunkan Allah kepada Rasulullah, Muhammad saw. Untuk mengeluarkan manusia dari suasana yang gelap menuju suasana yang terang benderang, serta membimbing mereka pada jalan yang lurus. Seperti sabda Rasul yang berbunyi :
تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا أَبَدًا مَا إِنْ تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا كِتَابَ اللهِ وَ سُنَّةَ رَسُوْلِهِ (رواه الحاكم و أبوهريره)
Mengenai ayat dalam al-Qura>n, ayat menurut bahasa artinya adalah tanda atau bukti.[1] Adapun yang dimaksud dengan istilah tersebut adalah bukti atau keterangan yang menakjubkan tentang keagungan dan kebenaran ajaran Allah bagi mereka yang dapat mempergunakan akal pikirannya dengan sehat. Di dalam al-Qura>n disebutkan dalam QS. Al-Baqarah (2) : 248, QS. Al-Ru>m (30) : 37. Tanda bukti tersebut dapat berupa pelajaran atau peringatan (QS. Al-Imra>n (3) : 13), sesuatu yang menakjubkan (QS. Al-Sajadah (32) : 15), ciptaan Allah atau makhluq.[2]
Ayat juga berarti jumlah atau susunan perkataan yang mempunyai permulaan dan penghabisan yang terhitung sebagai suatu bagian dari surah. Atau sebagian kecil dari al-Qura>n yang berdiri sendiri, terputus dari bagian yang sebelumnya dan sesudahnya.[3]
MACAM-MACAM AYAT DAN SISTEMATIKANYA
1.     Makkiyah dan Madaniyah
Untuk mengetahui dan menentukan makki> dan madani> para ulama’ bersandar pada dua cara utama : sima>‘i naqly (pendengaran seperti apa adanya) dan qiya>sy> ijtiha>dy> (kias hasil ijtihad).[4] Cara pertama didasarkan pada riwayat s}ahih dari para sahabat yang hidup pada saat dan menyaksikan turunnya wahyu, atau dari para ta>bi‘i>n yang menerima dan mendengar dari para sahabat bagaimana, di mana dan peristiwa apa yang berkaitan dengan turunnya wahyu itu. Sedangkan cara qiya>sy> ijtiha>dy> didasarkan pada ciri-ciri makki> dan madany. Apabila dalam surat makky terdapat suatu ayat yang mengandung sifat madany atau mengandung peristiwa maka dikatakan bahwa ayat itu madany. Dan apabila dalam surat madany terdapat suatu ayat yang mengandung sifat makky atau peristiwa makky, maka ayat tadi dikatakan sebagai ayat makky. Bila dalam satu surat terdapat ciri-ciri makky, maka surat itu dinamakan surat makky, begitupun sebaliknya.
Para ahli mengatakan : setiap surat yang didalamnya mengandung kisah para nabi dan ummat-umma terdahulu, maka surat itu adalah makky. Dan setiap surat yang di dalamnya mengandung kewajiban dan ketentuan, surat itu adalah madany. Ja’bary mengatakan : untuk mengetahui makky dan madany ada dua cara : sima>‘i  (pendengaran) dan qiya>sy (kias).[5] Sudah tentu sima>‘i pegangannya berita pendengaran, sedang qiya>sy berpegang pada penalaran. Baik berita pendengaran maupun penalaran, keduanya merupakan metode pengetahuan yang valid dan metode penelitian ilmiah.
Para sarjana muslim mengemukakan empat perspektif dalam mendefinisikan terminologi makkiyah dan madaniyah. Yaitu : masa turunnya (zaman al-nuzu>l), tempat trun (makan al-nuzu>l), objek pembicaraannya (mukha>tab) dan tema pembicaraannya (maud}u>‘).[6]
Dari perspektif masa turun, mereka mendefinisikan kedua terminologi di atas sebagai berikut :
المَكِيُّ : مَا نَزَلَ قَبْلَ الهِجْرَةِ وَ إِنْ كَانَ بِغَيْرِ مَكَّةَ. وَ المَدَنِيُّ مَانَزَلَ بَعْدَ الهِجْرَةِ وَ إِنْ كَانَ بِغَيْرِ مَدِيْنَةَ. فَمَا نَزَلَ بَعْدَ الهِجْرَةِ وَلَوْ بِمَكّةَ أَوْ عَرَفَةَ مَدَنِيٌّ.[7]
Dari perspektif tempat turun, mereka mendefinisikan kedua terminologi di atas sebagai berikut :
مَانَزَلَ بِمَكَّةَ وَمَا جَاوَرَهَا كَمِنَى وَ عَرَفَةَ وَحُدَيْبِيَةَ. وَاْلمَدَنِيُّ مَانَزَلَ بِالمَدِيْنَةِ وَمَا جَاوَرَهَا كَأُحُدٍ وَقُبَاءَ وَسُلْعَ.    [8]
Dari perspektif objek pembicaraan, mereka mendefinisikan kedua terminologi di atas sebagai berikut :
المَكِيُّ : ماَكَانَ خِطَابًا لِأَهْلِ مَكَّةَ. وَالمَدَنِيُّ مَاكَانَ خِطَابًا لِأَهْلِ المَدِيْنَةِ.[9]
Adapun pendefinisian makkiyah dan madaniyah dari perspektif tema pembicaraan akan disinggung lebih dalam uraian karakteristik ksedua klasifikasi tersebut.
Ciri-ciri has makky> dan madany
Para ulama‘ telah meneliti surat-surat makky dan madany, kemudian menyimpulkan beberapa ketentuan analogis bagi keduanya, yang menerangkan ciri-ciri has gaya bahasa dan persoalan-persoalan yang dibicarakannya. Dari situ mereka dapat menghasilkan kaidah-kaidah dengan ciri-ciri tersebut :
Ketentuan makky dan ciri has temanya
a.       Setiap surat di dalamnya mengandung ayat sajdah
b.      Ayat-ayatnya dimulai dengan kata-kata kalla
c.       Di mulai dengan ungkapan “ya> ayyuha al-na>s” bukan dengan ungkapan “ya> ayyuha al-ladhi>na”. Kecuali surat al-Haj yang pada akhir surat terdapat ayat ya> ayyuha al-ladhi>na. Namun demikian sebagian besar ‘ulama’ berpendapat bahwa ayat tersebut adalah ayat makky.
d.      Mengandung kisah para nabi dan ummat terdahulu, kecuali surat al-Baqarah.
e.       Ayat-ayatnya berbicara tentang kisah nabi adam dan iblis, kecuali surat al-Baqarah.
f.        Setiap suratnya dibuka dengan huruf-huruf singkatan (huruf al-tahajji). Kecuali surat al-Baqarah dan al-imran, sedang surat al-Ra’d masih diperselisihkan.[10]
Ketentuan makky dari segi tema dan gaya bahasanya :
a.       Ajakan kepada tauhid dan beribadah hanya kepada Allah, pembuktian mengenai risalah, kebangkitan dan hari pembalasan, hari kiyamat dan kengeriannya, neraka dan siksanya, surga dan kenikmatanya, argumentasi terhadap orang mushrik dengan menggunakan bukti-bukti rasional dan ayat-ayat kauniyah.
b.      Peletakan dasar-dasar umum bagi perundang-undangan dan ahlak mulia ayng menjadi dasar terbentuknya suatu masyarakat, dan penyingkapan dosa orang musyrik dalam penumpahan darah, memakan harta anak yatim secara d}alim, penguburan hidup-hidup bayi perempuan dan tradisi buruk lainnya.
c.       Menyebutkan kisah para nabi dan ummat terdahulu sebagai pelajaran bagi mereka sehingga mengetahui nasib orang mendustakan sebelum mereka, dan sebagai hiburan untuk Rasulullah sehingga ia tabah dalam menghadapi gangguan dan yakin akan menang.
d.      Suku katanya pendek-pendek disertai kata-kata yang mengesankan sekali, pernyataanya singkat, di telinga terasa menembus dan terasa sangat keras sekali, menggetarkan hati, dan maknanyapun meyakinkan dengan diperkuat lafal-lafal sumpah, seperti surat-surat yang pendek dan perkecualiannya sangat sedikit. [11]
Ketentuan madany dan ciri has temanya :
a.       Mengandung ketentuan-ketentuan faraid dan had
b.      Mengandung sindiran-sindiran terhadap kaum munafik, kecuali surat al-angkabu>t.
c.       Mengandung uraian tentang perdebatan dengan ahli kitab.[12]
Dari segi ciri has tema dan gaya bahasanya :
a.       Menjelaskan ibadah, muamalah, had (sanksi), kekeluargaan, warisan, jihad, hubungan sosial, hubungan internasional, baik di waktu damai maupun perang. Kaedah hukum dan masalah perundang-undangan.
b.      Seruan terhadap ahli kitab dari kalangan Yahudi dan Nasrani, dan ajakan kepada mereka untuk masuk Islam, penjelasan mengenai penyimpangan mereka terhadap kitab-kitab Allah, permusuhan mereka terhadap kebenaran dan perselisihan mereka setelah ilmu datang kepada mereka karna rasa dengki di antara sesama mereka.
c.       Menyingkap perilaku orang munafik, menganalisis kejiwaannya, membuka kedoknya dan menjelaskan bahwa ia berbahaya bagi agama.
d.      Suku kata dan ayatnya panjang-panjang dan dengan gaya bahasa yang memantapkan syari’at dan menjelaskan tujuan dan sasarannya.[13]
2.     Muhkam Dan Mutashabih
Menurut etimologi (bahasa), muhkam artinya suatu ungkapan yang maksud makna lahirnya tidak mungin diganti atau diubah (ma> ahkam al-mura>d bib ‘an al-tabdi>l wa al-taghyi>r). adapun mutashabih adalah ungkapan yang maksud makna lahirnya samar (ma> khafiya bi nafs al-lafd})[14]
Muhkam berarti (sesuatu) yang dikokohkan, ihka>m al-kalam berarti  mengokohkan perkataan dengan memisahkan berita yang benar dari yang salah, dan urusan yang lurus dari yang sesat, jadi kala>m muhkam adalah perkataan yang seperti itu sifatnya. Dengar pengertian inilah Allah mensifati al-Qura>n bahwa seluruhnya adalah muhkam sebagaimana ditegaskan dalam firman-Nya :
الر, كِتَابٌ أُحْكِمَتْ اياتُهُ ثُمَّ فُصِّلَتْ مِنْ لَدُنْ حَكِيْمٍ خَبِيْرٍ (هود "11" : 1)[15]
Al-Qura>n seluruhnya itu seluruhnya muhkam, maksudnya kata-katanya kokoh, fasih (indah dan jelas) dan membedakan antara yang hak dan batil, dan antara yang benar dengan yang dusta, inilah yang dimaksud dengan al-ihka>m al-amm atau muhkam dalam arti umum. Selanjutnya al-Qura>n itu mutashabih, sebagian kandungannya serupa dengan sebagian yang lain dalam kesempurnaan dan keindahannya, dan sebagiannya membenarkan sebagian yang lain serta sesuai pula maknanya. Itulah yang dimaksud dengan al-tasha>buh al-a>mm atau mutashabih dalam arti umum.[16]
Dengan demikian, maka al-Qura>n itu seluruhnya mutashabih. Maksudnya, Qura>n itu sebagian kandungannya serupa dengan sebagian yang lain dalam kesempurnaan dan keindahannya, dan sebagiannya membenarkan sebagian yang lain serta sesuai pula maknanya.
KONTROVERSI JUMLAH AYAT DAN SEBABNYA
Ilmuan dan ulama memiliki pendapat yang berbeda mengenai jumlah ayat dalam al-Qura>n akan tetapi perbedaan tersebut hanyalah mengenai penomoran dari ayat-ayat yang ada saja. Namun, baik ilmuan dan ulama tersebut sepakat mengenai kandungan dan originalitas dari al-Qura>n. Selain hal di atas,[17] begitu banyak pembuktian yang meyakinkan bahwa al-Qura>n tidak pernah berubah dan tidak akan pernah berubah.
Berikut ini adalah beberapa poin mengenai perbedaan pendapat tersebut :
a.     Beberapa ilmuan dan ulama’ memberikan penomoran terhadap suatu kalimat panjang dalam ayat al-Qura>n menjadi dua atau tiga ayat, sedangkan yang lainnya menentapkan sebuah kalimat yang panjang tersebut sebagai suatu kesatuan ayat.
b.     Salahsatu contoh sederhana, Imam Syafii meyakini bahwa “basmalah” merupakan sebuah ayat yang terkandung dalam surah al-fa>tihah saja. Sedangkan Imam Hanafi memiliki keyakinan bahwa al-fa>tihah merupakan satu ayat yang ada pada tiap awal surah terkecuali dalam surah AtTaubah.
c.     Sama halnya dengan huruf-huruf muqatta‘ (yaitu kata-kata rahasia Allah yang tertulis pada awal surah-surah tertentu, seperti “Ya> si>n, ha> mi>m”.); sebagian ilmuan dan ulama menghitungnya sebagai satu ayat dan adapula yang tidak menghitungnya.[18]
Jumlah ayat-ayat al-Qura>n berdasarkan pendapat dan hitungan ilmuan dan ulama sebagai berikut 
a.       Ibn-i Abbas (ra): 6616 ayat
b.      Nafi (ra): 6217 ayat
c.       Shayba (ra): 6214 ayat
d.      Ulama-ulama Mesir (ra): 6226 ayat
e.       Zamahshari (ra) (seorang ulul albab, cendikiawan, sarjana yang genius dalam bidang literatur dan bahasa Arab): 6666 ayat
f.        Bediuzzaman, mujaddid (seorang ulu al-albab pembawa perubahan) pada abad ke 13, juga berpendapat: 6666 ayat
g.      Ibn-i Huzeyme, seorang Imam Besar, membuat serangkaian penjelasan mengenai pendapat “6666 ayat AlQuran” dengan menyajikannya dalam sebuah buku yang berjudul “An Nasih wa’l Mansuh” guna mengungkap “Quran’s miracle of number” tersebut.[19]
·      Ada 1000 ayat tentang wa‘ad
·      Ada 1000 ayat tentang wa>‘id
·      Ada 1000 ayat tentang amr
·      Ada 1000 ayat tentang nahy
·      Ada 1000 ayat tentang informasi dan kisah-kisah
·      Ada 1000 ayat tentang larangan dan contoh
·      Ada 500 ayat tentang kekuasaan
·      Ada 100 ayat tentang doa dan memuliakan
·      Ada 66 ayat na>sih and mansuh
Sehingga jumlah ayat Al-Qura>n menjadi 6666.
Berikut akan penulis kemukakan penelitian ilmiyah yang dilakukan oleh seorang peneliti (Andry Perbawa) tentang penghitungan secara langsung ayat-ayatnya dan menjumlahkannya dari tiap-tiap surat, dan yang kedua dengan melihat headline awal surat, mushaf yang digunakan adalah mushaf “alquran dan terjemahan departemen agama republic Indonesia tahun 1990”.[20]
metode menghitung jumlah ayat al-Qura>n dengan menghitung ayat per ayat dari tiap surat secara langsung :
No
Al-Surah
No
Al-Surah
1
Al Fatihah  : 7
58
Al Mujaadila : 22
2
Al Baqarah : 286
59
Al Hasyr : 24
3
Ali Imran : 200
60
Al Mumtahana : 13
4
An Nisaa : 176
61
Ash-Shaff : 14
5
Al Maidah : 120
62
Al Jumuah : 11
6
Al An’am : 165
63
Al Munaafiqun : 11
7
Al A’raf : 206
64
At Taghaabun : 18
8
Al Anfaal : 75
65
Al-Thalaaq : 12
9
At Taubah : 129
66
At Tahriim : 12
10
Yunus : 109
67
Al Mulk : 30
11
Huud : 123
68
Al Qalam : 52
12
Yusuf : 111
69
Al Haaqqah : 52
13
Ar Ra’d : 43
70
Al Ma’aarij : 44
14
Ibrahim : 52
71
Nuh : 28
15
Al Hijr : 99
72
Al Jin : 28
16
An Nahl : 128
73
Al Muzzammil : 20
17
Al Israa’ : 111
74
Al Muddatsts : 56
18
Al Kahfi : 110
75
Al Qiyaamah : 40
19
Maryam : 98
76
Al Insaan : 31
20
Thahaa : 135
77
Al Mursalaat : 50
21
Al Anbiyaa’ : 112
78
An-Naba’ : 40
22
Al Hajj : 78
79
An-Naazi’aat : 46
23
Al Mu’minuun : 118
80
 ‘Abasa : 42
24
An Nuur : 64
81
At-Takwiir : 29
25
Al Furqaan : 77
82
Al Infithaar : 19
26
Asy Syu’araa : 227
83
Al Muthaffif : 36
27
An Naml  : 93
84
Al Insyiqaaq : 25
28
Al Qashash : 88
85
Al Buruuj : 22
29
Al ‘Ankabuut : 69
86
Al-Thaariq : 17
30
Ar Ruum : 60
87
Al A’laa : 19
31
Luqman : 34
88
Al Ghaasyiya : 26
32
As Sajdah : 30
89
Al Fajr : 30
33
Al Ahzab : 73
90
Al Balad : 20
34
Saba’ : 54
91
Asy-Syams : 15
35
Faathir : 45
92
Al Lail : 21
36
Yaa Siin : 83
93
Adh Dhuhaa : 11
37
Ash-Shaaffat : 182
94
Alam Nasyrah : 8
38
Shaad : 88
95
At Tiin : 8
39
Az-Zumar : 75
96
Al ‘Alaq : 19
40
Al Mu’min : 85
97
Al Qadr : 5
41
Fush Shilat : 54
98
Al Bayyinah : 8
42
Asy Syuura : 53
99
Az Zalzalah : 8
43
Az Zukhruf : 89
100
Al ‘Aadiyaat : 11
44
Ad Dukhaan : 59
101
Al Qaari’ah : 11
45
Al Jaatsiyah : 37
102
At-Takaatsur : 8
46
Al Ahqaaf  : 35
103
Al ‘Ashr : 3
47
Muhammad : 38
104
Al Humazah : 9
48
Al Fat-h : 29
105
Al Fiil : 5
49
Al Hujuraat : 18
106
Quraisy : 4
50
Qaaf : 45
107
Al Maa’uun : 7
51
Adz-Dzaariya : 60
108
Al Kautsar : 3
52
Ath-Thuur : 49
109
Al Kaafiruun : 6
53
An-Najm : 62
110
An-Nashr : 3
54
Al-Qamar : 55
111
Al-Lahab : 5
55
Ar Rahmaan : 78
112
Al Ikhlash : 4
56
Al Waaqi’ah : 96
113
Al Falaq : 5
57
Al Hadiid : 29
114
An-Naas  : 6
Total ayat keseluruhan : 6236[21]

Hali ini, dikuatkan juga dalam mukaddimah al-Qura>n dan Terjemahannya terbitan Departemen agama tahun 1990 dalam sub bab perbedaan ayat-ayat makkiyah dan ayat-ayat madaniyyah. Surat madaniyyah yang merupakan 11/30 dari isi al-Qura>n ayat-ayatnya berjumlah 1.456, sedang surat Makkiyah yang merupakan 19/30 dari isi al-Qura>n jumlah ayat-ayatnya adalah 4.780. Apabila kita jumlahkan 1.456 dan 4.780 maka akan mendapatkan hasil sama dengan 6.236.[22]


DAFTAR PUSTAKA
Al-Qura>n
Anwar, Rosihon. Ulum al-Qura>n. Bandung : CV Pustaka Setia, 2010.
Qattan, Manna>’ Khali>l (al). Studi Ilmu-Ilmu al-Qura>n, diterjemahkan oleh Drs. Mudzakir AS. Jakarta : PT. Pustaka Litera Antarnusa, 2011.
Hafidz, Ahsin (al). Kamus Ilmu Al-Qura>n. Jakarta : AMZAH, 2008.
Andry Perbawa, Kontroversi Jumlah Ayat dalam Al-Qur'an, dalam http://bloserba13.blogspot.com/2012/07/kontroversi-jumlah-ayat-dalam-al-quran.html



[1] Ahsin W. Al-Hafidz, Kamus Ilmu Al-Qura>n (Jakarta : AMZAH, 2008), 39
[2] Ibid., 40.
[3] Ibid., 40.
[4] Manna’ Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu al-Qura>n, diterjemahkan oleh Mudzakir As (Jakarta : PT Pustaka Litera Antar Nusa, 2011), 82.
[5] Ibid., 83.
[6] Rosihon Anwar, Ulum al-Qura>n (Bandung : CV. Pustaka Setia, 2010), 102.
[7] Ibid., 102
[8] Ibid., 103
[9] Ibid., 103
[10] Manna’ Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu al-Qura>n, diterjemahkan oleh Mudzakir As (Jakarta : PT Pustaka Litera Antar Nusa, 2011), 86.
[11] Manna’ Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu al-Qura>n, diterjemahkan oleh Mudzakir As (Jakarta : PT Pustaka Litera Antar Nusa, 2011), 87.
[12] Ibid., 87.
[13] Ibid., 88.
[14] Rosihon Anwar, Ulum al-Qura>n (Bandung : CV. Pustaka Setia, 2010), 120.
[15] Al-Qura>n, 11: 1.
[16] Manna’ Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu al-Qura>n, diterjemahkan oleh Mudzakir As (Jakarta : PT Pustaka Litera Antar Nusa, 2011), 304.
[17] Muslim, Jumlah Ayat AlQuran, dalam http://mu5lim.blogspot.com/2012/06/jumlah-ayat-alquran.html (1 Juni 2012).
[18] Ibid.
[19] Muslim, Jumlah Ayat AlQuran, dalam http://mu5lim.blogspot.com/2012/06/jumlah-ayat-alquran.html (1 Juni 2012).
[20] Andry Perbawa, Kontroversi Jumlah Ayat dalam Al-Qur'an, dalam http://bloserba13.blogspot.com/2012/07/kontroversi-jumlah-ayat-dalam-al-quran.html (Minggu, 22 Juli 2012).
[21] Andry Perbawa, Kontroversi Jumlah Ayat dalam Al-Qur'an, dalam http://bloserba13.blogspot.com/2012/07/kontroversi-jumlah-ayat-dalam-al-quran.html (Minggu, 22 Juli 2012).
[22] Ibid.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar